Jumat, 20 Februari 2015

Kehebohan Kemaren

Jadi kemarin, Vinka lomba mewarnainya  mulainya jam 10an tapi Bu Guru Vinka menyarankan sebaiknya jam setengah sepuluh udah sampai ke tempat acara.
Dari pagi Vinka cepat walaupun hari  libur, sebentar-sebentar dia naunya apa ini udah jam setengah sepuluh. Aku  tahu dia sangat nggak sabar untuk segera pergi ke tempat lomba mewarnai. Entah kenapa antusias Vinka bikin  tegang, aku takut dia kecewa seperti yang sudah-sudah. 
Sambil nunggu waktu berangkat aku suruh Vinka siap-siap terus mandi, makan karena Vinka makannya suka lama. Habis itu ngurusin adiknya juga Shidiq yang kebetulan udah bangun.
Hari ini Vinka ke lomba mewarnai diantar oleh Nek Ayah (kakeknya) karena ayahnya kebetulan ada job foto orang nikah. Pas kami mo pergi pas adikknya  minta ikut, sebenarnya ingin bawa adiknya juga ke lomba mewarnai. Tapi Shidiq suka nggak bisa diam, ntar nggak bisa ngurusin si Kakak lagi pas lomba.
Kami pergi pelan-pelan jangan sampai ketahuan Shidiq,saking konsentrasinya ke avara menghindari Shidiq jangan sampai ikut. Aku sampai lupa kalau meja gambar untuk lomba nggak dibawa, dan baru sadar waktu sampai  di tempat acara.
Terpaksa Nek Ayah balik lagi ke rumah untuk ambil lin meja gambar Vinka. (Udah nggak enak perasaan aja ngerepotin Nek Ayah). Sambil nunggu Nek Ayah balik, Vinka harus daftar ulang dulu sebagai peserta. Dari sekolahnya cuma tiga orang yang mewakili ikut lomba ini, siapa yang orang tuanya sempat saja.
Pas Nek ayah datang, ternyata Nek Ayah salah ambil meja. Meja gambar yang udah rusak (sebentar-sebantar jatuh karena tuh meja keseringan dijadiin perosotan sama Shidiq). Mau minta supaya Nek Ayah balik lagi  (Nggak sopan banget yaa,) yaa akhirnya usaha nelepon Papa Vinka. Setelah Papa Vinka selesai acara fotonya segera ke tempat kami bawain meja Vinka wlaaupun lombanya  udah mulai sekitar setengah jam.
Rupanya sewaktu aku nungguin papa Vinka di luar. Si Vinka udah di kasih kertas gambarnya dan harus diberi namanya dan nama sekolahnya. Karena dia panggil mamanya nggak datang-datang yaa dia nulis sendiri namanya pakai spidol.
Setelah setengah jam berlalu akhirnya Papa Vinka datang juga, segera kuambil meja dan kuberikan pada panitia agar meja Vinka diganti. Sewaktu pintu dibuka aku lihat Vinka satu-satunya peserta yang mewarnai sambil tiduran karena meja gambarnya nggak bisa berdiri. Kasihan Vinka. Setidaknya amasih ada setengah jam lagi waktu tersisa untuk Vinka menyelesaikan lombanya.
Pengumuman pemenang lomba setelah semua acara selesai yaitu sekitar jam setengah lima. Kalau sepupunya ada ibu guru yang nanti akan mewakili dan memberitahu siapa juaranya. Nah, Vinka Bu Gurunya aja nggak datang. Segera kuhubumgi panitia kalau misalnya  nggak datang acara pengumuman, gimana kita tahu siapa pemenangnya. Panitianya bilang bisa hubungi nomornya untuk mengetahui siapa pemenang.
Selesai lomba, kulihat wajah Vinka begitu ceria dia yakin kali ini bisa jadi salah satu pemenang. Aku amati peserta lomba yang tersisa ketika aku membereskan peralatan gambar Vinka ada juga yang lebih bagus mewarnainya dari Vinka. Sepanjang hari aku berdoa moga kali ini Vinka jadi juara. 
Jam 16.30 waktunya hubungi panitia, Papanya masih ada job foto. Nek Ayahnya bilang kalau Vinka ada menang telepon aja Nek Ayah biar diantar ambil hadiah. Tapi, kertas nomor hp panitianya hilang. 
Udah dicari kemana-kemana. Aduh....bikin uring-uringan deh, mau nelepon Nek Ayah minta antarin nanti kalau Vinka nggak menang gimana, sayang Nek Ayah udah banyak kami repotin hari ini.
Akhirnya aku suruh Vinka segera ganti baju. Shidiq juga kubawa serta, tak ada angkot yang lewat ke rumah kami kami harus berjalan kurang lebih 300meter menuju jalan besar baru bisa ketemu jalan besar. Aku gedong Shidiq dan sebelah tanganku memegang Vinka. 
Tak ada angkot kebetulan ada becak lewat setelah tawar-menawar harga akhirnya aku minta diantarkan ke Museum Aceh tempat pengumuman berlangsung, jam menunjukkan pukul 16.30 aku nggak yakin apa masih ada acara. Jangan-jangan udah pada bubar semua. 
Alhamdulillah sesampainya disana acara pengumuman pemenang masih berlangsung. dan Vinka termasuk salah satu pemenang. Waktu disuruh naik ke atas panggung dibilangnya Vinka juara harapan 1 lomba mewarnai. tapi herannya di kertas, amplop hadiah dan pialanya Vinka juara 3. Sepertinya pembawa acaranya salah ngumuminya yang benarnya Vinka juara 3.
Sayang, foto Vinka pas acara nerima piala dan naik panggung rad-rada blurb semua. Fotonya sambil gedong Shidiq :)
 
Piala pertama Vinka di usianya ke 5 tahun

Akhirnya Vinka dipanggil juga sebagai salah satu juara


Selasa, 17 Februari 2015

Vinka Ikut Lomba Mewarnai

Jadi sejak umur 3 tahun Vinka tuh udah pandai mewarnai dan dia juga suka minta kalo ada lomba mewarnai supaya dia ikut.
Pertama kali ikut lomba mewarnai umur Vinka(3,5 tahun) hanya kuberikan pensil warna kecil, dia mewarnainya penuh dan bagus cuma kualitas warnai dari pensil warna kalah bagus dari crayon jadilah dia kalah.
Kedua kali ikut lomba mewarnai selang satu bulan dari lomba mewarnai yang pertama dengan penyelengara yang sama, dan lomba mewarnai ini bukan acara utama. Acara utamanya seminar parenting, karena banyak anak-anak yang dibawa ibunya di seminar makanya diadakan lomba ini agar anak-anaknya lalai, orangtuanya bisa fokus ikut seminar. Dulu banyak yang protes juara lomba mewarnai dibawah 5 tahun, anak itu kok bisa menang, padahal tuh anak masuk ke ruang seminar dan minta bantuin ortunya dan lebih herannya lagi ortunya malah senang anaknya jadi suara secara tidak fair. Untuk mengantisipasi kejadian itu terulang kembali kali ini penyelengaranya menjadi film kartun,
Oya, balik ke Vinka. Lomba mewarnai terus selama lomba berlangsung disetel film kartun untuk sebagian anak yang fokus pasti akan tetap mewarnai dan Vinka termasuk nggak fokus, yaa namanya anak-anak Vinka lebih milih nonton film kartun daripada mewarnai dan setelah waktunya habis hampir sebahagian besar kertas mewarnainya masih kosong,
Ketiga kalinya ikut lomba mewarnai, Vinka mewarnainya udah rapi dan penuh sayang pemenangnya dipukul rata siapa yang paling bagus tidak berdasarkan kategori usia jadi deh Vinka kalah lagi. Padahal untuk kategori usia 4 tahun Vinka paling bagus mewarnainya
Keempat kali ikut lomba mewarnai Vinka mewarnainya penuh tapi pilihan warnanya gelap semua, jadi gambarnya mati. Kalah juga deh Vinka.
Kelima kali mewarnai kertas mewarnainya ukuran A3, vinka kecapean nggaksanggup mewarnai, pilihan warnanya jadi asal-asalan. Otomatis dia kalah.
Besok Vinka akan ikut lomba mewarnai lagi, aku memberinya sedikit latihan mewarnai  agar dia lebih tahan banting lah kalo kalah. Setidaknya kalau kalahpun dia sudah memberikan yang terbaik.  Pelajaran buat Vinka kalau mau menang harus usaha lebih giat. Semoga besok dia beruntung dan jadi salah satu pemenang

Minggu, 15 Februari 2015

Ulang tahun Shidiq

Jadi tanggal 9Februari kemarin Shidiq ulang tahun yang ketiga tahun. Tapi berhubung Shidiqnya lagi sakit demam dan batuk jadi tahun ini nggak ada perayaan apapun untuk ulang tahunnya. 
Terus sebelum pergi sekolah Vinka pesan, 
"Mama kalo bikin kue, tunggu Kakak pulang sekolah dulu."
Kalo Vinka pesan kaya gitu, berarti memang nggak boleh bikin kue sebelum dia pulang kalau nggak mau nanti dia ngambek.
Pulang sekolah habis ganti baju, makan siang dan adiknya bobo baru deh kami bikin bolu ultah buat Shidiq.
Berhubung yang kami punya mixer jaman, merek ternama dulu(punya neneknya) kudu pakai stabilizer kalo idupinnya. Terus maklumlah mixer jaman. standing bowlnya suka macet-macet muternya jadi deh peran Vinka disini bantuin muter tuh adonan.
Gaya Vinka mixer adonan
Terus karena dirumah nggak pada begitu doyan sama krem, dan stok keju juga kebetulan baru habis jadilah penampakan kue ultah shidiq seperti ini: Hiasannya hanya coklat yang dilelehin dan sebuah lilin
Kue ultah Shidiq
Sederhana bangetkan, mau beli  bolu jadi orang ini biasanya nggak doyan. Tapi, hal yang menarik dari bolu ini karena Vinka turut serta dari pertama proses campur adona,baking. Ternyata walau Vinka suka berantem sama adiknya tapi Vinka sayang banget sama adiknya

Selasa, 10 Februari 2015

Yesterday

Jadi kemarin Vinka pas baru pulang sekolah nangis. Kata Nek minya, Vinka dah nangis pas mau dijemput pulang. Ini kedua kalinya Vinka nangis disekolah. Dulu dia nangis karena diejek/diganguin sama kawannya. Gara-gara Vinka nggak sengaja bikin robek spanduk Tknya yang udah nggak kepake lagi yang ditaruk diteras sekolah.
 "Ayo Vinka, ayo Vinka" teman-temannya nyorakin Vinka karena dah bikin spanduk itu jatuh dan robek. Vinka sedih dan takut disudutin seperti itu, jadilah dia nangis. Padahal ibu gurunya juga dah bilang sama Vinka spanduk tuh juga mau dibuang, tapi Vinka tetap aja nangis.
Kali ini ada dua penyebab Vinka nangis:pertama karena didorong sama temannya sampai jatuh, satu lagi karena Vinka ingin dijemput sekolah sama mamanya bukan neneknya. Untuk masalah yang pertama ini udah kedua kalinya, teman Vinka sebut aja namanya F  bikin Vinka celaka. Dulu Vinka pernah juga dipukul sampai bibirnya bedarah sama F. Pas saya tanya sama F kenapa pukul Vinka sampai berdarah dia bilang cuma main-main. Geram deh.
Dengar jawabannya. Langsung deh si F saya nasehatin kalau main jangan seperti itu, luka, bahaya.Baru dia minta maaf sama Vinka. Bu guru juga bilang F memang paling gimana gitu...diantara kawan-kawan tk Vinka.
Mau ngaduin sama ibunya. Ibunya F cuma PRT sayang juga kalau jadi nambah beban pikiran  ibunya. Serba salah.
Tapi sepertinya F nggak kapok juga main-main yang bikin temannya terluka, so solusinya  saya suruh Vinka balas apa yang F bikin ke Vinka dan berharap Si F jera. Sebelumnya seh udah kasih alternatif pilihan buat Vinka kalau main jangan dekat-dekat si F, atau kalau si F nakal lapor sama  Bu Guru. tapi si F tetap aja suka gangu Vinka.
 Sebenarnya mo ajarin Vinka jangan jadi pedendam, tapi kalo terus-terusan Vinka digangu terus kayanya nasehat ini nggak cocok deh. Cocoknya "lawan" jadi kawan-kawannya berhenti isengin Vinka